Monday, October 30, 2006

MARKUS 101: Pengantar (2)

MARKUS 101: BERKENALAN DENGAN INJIL MARKUS (II)



NOVEL TIGA BABAK

Setelah sebuah prolog yang menampilkan latar belakang, kisah cerita Markus terbagi dalam tiga babak, yang masing-masing dilatari oleh suatu seting geografis yang berbeda:

1.1-13 Prolog (seting di “padang belantara”)
1.14—8.21 BABAK I: Galilea
8.22—10.52 BABAK II: Menuju ke Yerusalem
11.1—16.8 BABAK III: Yerusalem

Lokasi geografis yang berbeda dari ketiga babak menandai alur penceritaan yang menuju kepada klimaksnya di Yerusalem. Namun lebih daripada sekadar pembagian tiga babak, kisah tuturan Markus bergerak melalui tiga fase yang berbeda, baik mengenai karakteristik pelayanan Yesus dan cara orang menanggapi pelayanan itu; sementara seting geografis menggarisbawahi, bahkan merupakan tanda, bahwa alur ini sedang menuju ke puncaknya.


GALILEA DAN YERUSALEM

Hanya sedikit pembaca Perjanjian Baru yang menyadari bahwa Palestina pada abad pertama itu bukanlah satu kesatuan yang sederhana. Galilea, sebagai tempat kebanyakan pelayanan Yesus, sangat berbeda dari Yudea (dan ibukotanya, Yerusalem). Di antara keduanya terdapat wilayah “najis” yaitu Samaria. Suasana sudah sangat berbeda ketimbang 1000 tahun sebelumnya, pada masa dinasti Daud dan Salomo, ketika Israel masih bersatu. Sistem-sistem politik yang berbeda-beda menguasai mereka (dan pada zaman Yesus, Pontius Pilatus merupakan gubernur Yudea, Herodes Antipas adalah raja “Yahudi”di Galilea).

Galilea dalam hampir seluruh sejarahnya cenderung berada di bawah kekuasaan orang asing. Nabi Yesaya pernah menyebutnya sebagai “[Galilea] wilayah bangsa-bangsa.” Oleh orang-orang Yahudi di Yudea, keyahudian orang-orang di wilayah Galilea sangat diragukan, baik dalam ras maupun keyakinan mereka terhadap agama Yahudi. Galilea mempunyai dialeknya sendiri, yaitu Aramaik, dan seorang Yahudi dari Yerusalem akan dianggap orang asing bila singgah di Galilea.

Cobalah Anda yang berasal dari Pulau Jawa, sesekali singgah di Bali. Dialek, cara berpakaian, etiket dan pranata masyarakat sudah jauh berbeda. Ataupun Anda yang berasal dari Papua bila suatu kali singgah di Pulau Kalimantan dan tinggal bersama suku Dayak. Anda akan mengalami keterasingan yang serupa.


PLOT

Yesus adalah seorang dari Galilea, dan di Galilealah pelayanan Yesus mendapatkan sambutan yang hangat dari khalayak. Babak I mengetengahkan “kesuksesan” Yesus, mengambil latar di Galilea; Yesus berada di antara kaum bangsa-Nya sendiri. Memang, ada sejumlah orang yang ragu-ragu, dan tak kurang tampil musuh-musuh di sekitar pelayanan Yesus. Tetapi paling tidak dua kali Markus memberikan indikasi bahwa musuh-musuh ini datang “dari Yerusalem” (3.22; 7.1).

Babak III dimulai dengan kedatangan Yesus, untuk pertama kalinya dalam narasi Markus. Ia seorang asing! Sangat bertolak belakang dengan Babak I, jauh dari murid-murid-Nya yang berasal dari Galilea yang mengantar Yesus sampai ke Yerusalem dan menyorakkan soraian kemenangan tatkala masuk ke kota raja, pemandangan keseluruhan dinaungi dengan kegelapan dan konfrontasi yang bertubi-tubi, yang pada akhirnya mengantar Yesus sampai kepada kematian di tangan otorita kota raja. Kegelapan disingkirkan dengan berita kebangkitan, hanya saja diberitakan di sana bahwa Tuhan yang bangkit akan menjumpai murid-murid-Nya di Galilea, dan bukan di Yerusalem (14.28; 16.7).

Di antara dua latar yang bertolak belakang ini, Babak II menjadi jembatan dalam dua cara. Pertama, kisah ini disisipi dengan prediksi Yesus mengenai takdir yang menanti-Nya di Yerusalem (8.31; 9.31; 10.33-34), sehingga bayang-bayang salib sekarang menjadi awan gelap yang menyelubungi kisah ini, dan keputusan Yesus untuk berjalan menuju Selatan merupakan perjalanan menuju kematian. Kedua, fokus pelayanan-Nya kini bergerak dari berkhotbah dan membuat tanda-tanda di hadapan banyak orang kepada pengajaran yang lebih personal kepada murid-murid-Nya. Ia mempersiapkan mereka tentang apa yang akan terjadi di hadapan mereka, dan dengan sabar mengajar mereka kembali dari impian-impian kemuliaan yang semu kepada penerimaan jalan salib, dan keseluruhan nilai-nilai yang tersirat di balik itu.


YESUS YANG MANUSIAWI

Markus hendak mengetengahkan Yesus sebagai manusia sejati! Ia hadir dalam dimensi sejarah yang tercerai-berai, di dalam masyarakat yang terkotak-kotak, dan bagaimana Ia menyadari tugas-Nya untuk menantang dan menghancurleburkan impian-impian kosong manusia. Kerajaan Allah tidak berkerja seperti kerajaan dunia ini. Kerajaan Allah adalah suatu realitas di mana yang pertama menjadi yang terakhir, dan yang terakhir menjadi yang pertama; di mana yang disebut keagungan adalah kesederhanaan, dan di mana jalan kematian adalah jalan kehidupan. Sebuah drama yang mengesankan! Adakah bandingannya?



Penggalian Alkitab

1. Ingat baik-baik pembabakan Injil Markus. Dengan bahasa Anda sendiri, kemukakan alasan mengapa Markus membagi kisahnya dalam tiga babak?



2. Apakah perbedaan Galilea dan Yerusalem pada zaman Yesus?



3. Terangkan kaitan seting geografis dengan plot perjalanan Yesus!



4. Bagaimana potret Yesus yang Anda jumpai dalam Injil Markus?






Doa

Bukalah mataku, Tuhan, sehingga aku dapat memandang Yesus.
Sebagaimana firman-Mu sendiri, “Singkapkanlah mataku,
supaya aku dapat memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.”
(Mzm. 119.18).


(leNin_Oct3006)

No comments:

Post a Comment