Thursday, November 2, 2006

Tafsir Surat Yudas (Bagian 1)

PERJUANGKAN IMAN!:
TAFSIR SINGKAT SURAT YUDAS




P E N G A N T A R

Forma dan Struktur

Struktur Surat ini dapat dianalisis sebagai berikut:

1—2, Penerima dan salam
3—4, Latar belakang dan tema
A 3, Permintaan untuk mempertahankan iman
B 4, Latar belakang permintaan: guru-guru palsu, karakter mereka serta penghakiman atas mereka
5—23, Tubuh Surat
B' 5—19, Latar belakang: komentar atas empat nubuatan mengenai kehancuran orang-orang fasik
5—7, 8—10, 9, Tiga tipe PL dan penafsiran termasuk Michael dan Iblis
11, 12—13, Tiga tipe PL lagi dan tafsirnya
14—15, 16, Nubuat Henokh dan tafsirnya
17—18, 19, Nubuat para rasul dan tafsirnya
A' 20—23, Permintaan
24—25, Doksologi

Penting untuk kita perhatikan bahwa tema yang dinyatakan di awal Surat ini (ay. 3-4) berisi dua bagian (A dan B) yang mirip dengan tubuh Surat (B' dan A') dalam urutan yang terbalik. Tujuan utama dari Surat ini adalah permintaan “untuk mempertahankan iman yang satu itu,” yang telah diumumkan di ayat 3 dan dijabarkan dalam ayat 20-23. Tetapi ayat 4 menerangkan bahwa permintaan ini merupakan suatu keniscayaan oleh sebab para pembaca berada dalam bahaya disesatkan oleh guru-guru palsu. Klaim dalam ay. 4 bahwa guru-guru palsu ini adalah orang-orang yang fasik dalam tindak-tanduk mereka telah mendapatkan penghakiman Allah diuraikan dengan terperinci di bagian eksegesis (B'). Dijelaskan di sana bahwa mereka ini adalah orang-orang yang diacu oleh Kitab Suci sebagai penerima hukuman.

Bagian B' ditulis dengan saksama, sebagai suatu tafsir terhadap kitab-kitab. Bentuk seperti ini mirip dengan yang ditemukan dalam naskah Gulungan-gulungan Laut Mati dalam dua hal: asumsi yang melatarinya, bahwa Kitab Suci Ibrani (PL) menubuatkan tentang masa-masa akhir yang di dalamnya penulis dan penerimanya hidup; serta metode eksegetisnya, yang menggunakan tokoh-tokoh yang disebutkan dalam Kitab Suci sebagai “tipologi” yang akan dipenuhkan dalam diri lawan-lawan yang muncul pada zaman akhir. Bagian ini berisikan satu seri “perikop-perikop” utama (ay. 5-7, 11, 14-15, 17-18) dan tafsir atas tiap-tiap perikop tersebut (ay. 8-10, 12-13, 16, 19). Kedua “perikop” pertama sebenarnya merupakan referensi singkat atas tokoh-tokoh PL; bagian ketiga dan keempat merupakan kutipan-kutipan, bukan dari PL, tetapi dari tulisan apokaliptis apokrif yang kita kenal adalah 1 Henokh dan dari suatu nubuat para rasul. Namun semua itu diperlakukan sebagai perikop yang kemudian diberi tafsiran. Dalam tiap-tiap kasus, transisi dari “perikop” kepada tafsir ditandai dengan suatu acuan kepada kata ganti “mereka,” yang mengindikasikan bahwa lawan-lawan Yudas adalah orang-orang yang diacu oleh “perikop” tersebut; dan dengan transisi dari masa lampau ke masa kini, yang mengindikasikan bahwa tipe atau nubuat tersebut sekarang telah digenapi. Pada satu kasus, perikop sekunder juga disisipkan untuk menolong menerangkan bagian tafsir di perikop utama (ay. 9).


Para Lawan

Lawan-lawan Yudas adalah sekelompok guru kharismatik yang berjalan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Satu hal yang jelas mengenai ajaran mereka ialah bahwa mereka ini golongan antinomian, yang memahami anugerah Allah di dalam Kristus (ay. 4) sebagai salah satu pembebasan dari segala belenggu moral. Dengan jelas mereka mengklaim telah menerima ajaran itu dengan penglihatan-penglihatan (“mimpi-mimpi,” ay. 8) dan memandang diri mereka serta murid-murid mereka sebagai orang-orang rohani sejati (ay. 19), yang bebas dari segala wewenang moral. Melawan mereka, maka Tudas menegaskan betapa seriusnya tuntutan Allah terhadap moralitas umat. Allah akan menjatuhkan penghakiman terhadap pelanggar-pelanggar moralitas yang secara sadar melakukan tindakan fasik, pada masa kedatangan Kristus dalam kemuliaan-Nya kelak.


Pengirim dan Kepengarangan

Beberapa ciri Surat ini menunjukkan asalnya dalam Kekristenan Yahudi di daerah Palestina. Tidak seperti penulis-penulis yang lain, maka Yudas suka menggunakan PL dalam bahasa Ibrani ketimbang Septuaginta (terjemahan Yunani PL). Metode-metode eksegetisnya, cara pandang apokaliptiknya, dan nilai tinggi yang ia kenakan kepada tulisan-tulisan apokrif apokaliptik Yahudi mengindikasikan bahwa Surat ini ditulis dalam suatu lingkungan Kristen-Yahudi di Palestina, yang mengenal seluk-beluk Yesus dan Injil dalam matra pengharapan-pengharapan apokaliptik Yahudi.

Karakter Surat yang demikian sepenuhnya selaras dengan pandangan ditulis oleh saudara Yesus sendiri yang bernama Yudas. Tidak ada bukti yang terang mengenai kapan ditulisnya, tetapi penanggalan yang awal lebih baik ketimbang akhir abad I, sehingga boleh kita katakan bahwa Surat ini merupakan salah satu kitab tertua di PB. Nilai istimewanya adalah bahwa Surat ini memberikan secercah cahaya kepada pemahaman mengenai lingkungan Kekristenan di Palestina di mana saudara-saudara Yesus sendiri menjadi pemimpin-pemimpinnya.

(leNin_021106)

No comments:

Post a Comment